Pages

28 Mei 2008

Bangkit

Di hitungan waktu yang sudah mencapai satu abad, kebangkitan nasional rupanya belum cukup mampu untuk mendongkrak rasa nasionalisme keindonesiaan para rakyatnya. Dimanakah karakter Indonesia yang dulu itu seperti kepedulian, saling membantu dan keramahtamahannya, kini semakin luntur seiring dengan derasnya arus globalisasi yang semakin hari semakin menggerogoti sendi-sendi kehidupan keindonesiaan kita. Sesama anak bangsa kini saling ingin menang sendiri diatas segala kebebasan akan suara perbedaan yang ada, dan mirisnya cara-cara itu dilakukan dengan kekerasan, aroganisme, emosional, biadab dan samasekali tidak santun apalagi elegan.

BBM naik, dua kata itu lagi-lagi menjadi efek domino yang dengan cepat menyebar ke segala aspek kehidupan berbangsa dan berekonomi di atap langit Indonesia. Bahkan beberapa jam sebelum pemerintah mengumumkannya secara resmi, antrean panjangpun terjadi tanpa komando di semua sumur-sumur minyak itu, seakan mereka tak percaya dan ingin menunggu ketika waktu tepat menunjukkan pukul 00:00 angka itu berubah menjadi 6000.

ya 1500 yang menghebohkan itu kini benar-benar terjadi, bak di negeri antah berantah banyak aturan yang dibuat oleh masing-masing orang, ada yang menaikkan ongkos transportasi, harga-harga sembako dan hal-hal lain yang menunggu untuk merangkak naik, paket 1500 itu ternyata beserta bonus yang diberi nama BLT, Bantuan Langsung Tewas dan Langsung abiss, padahal sudah disunat oleh oknum-oknum birokrasi serta pak RT yang kini semakin mahir untuk beralih profesi menjadi juru supit. Lantas apanya yang bangkit, kecemasan kah, atau kemarahan yang tak terkendali sehingga tindakan-tindakan anarkis semakin halal untuk dilakukan, seperti yang terlihat pada layar televisi kita akhir-akhir ini, begitu banyak pemandangan satir yang menyedihkan, haruskah tontonan seperti itu yang menjadi tuntunan untuk bangkit dari keterpurukkan…

diantara pemandangan yang memiriskan hati pada layar kaca kita itu ada sebuah iklan yang saya kira bisa menjadi sebuah pembelajaran bersama dalam memaknai kebangkitan nasional. Iklan tersebut berisi untaian kata yang diucapkan oleh seorang Deddy Mizwar seperti yang terkutip berikut ini :

Bangkit…

Bangkit itu susah, susah melihat orang lain susah
Bangkit itu senang, senang melihat orang lain senang

Bangkit itu takut
Takut korupsi
Takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu mencuri
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi

Bangkit itu marah
Marah bila martabat bangsa dilecehkan

Bangkit itu malu
Malu jadi benalu
Malu karena minta melulu

Bangkit itu tidak ada
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa

Bangkit itu aku
Aku untuk Indonesiaku…

19 Mei 2008

antri rek...



Ada kalanya manusia itu baru patuh jika bukan manusia lagi yang memerintahnya…
Seekor kadalpun ikut gembira budaya antri dikalangan para binatang dapat diterapkan kepada sesama makhluk hidup lainnya
Kadal dan teman-temannya aja bisa, masa kita yang sering mengkadali sesuatu tidak…
Malu donk ah…
Malu sama siapa kad…
Ya sama diri sendiri…

kami ada



Dihukumpun kami selalu terus berkreativitas…
Sanksi itu tak membuat kami mati akan ide-ide segar
yang menyuarakan sportivitas dan Fair Play yang sebenarnya…
Aremania tidak kemana-mana
Tetapi ada dimana-mana

No Balang-balang
No Obong-obong
No Tawuran
No Anarki
No Rasisme
Just Good Football Indonesia

Satukan tekadmu
Kobarkan semangatmu
Karena kami Aremania
Selalu mendukungmu

rest in charge


Istirahat !!!

Ngopi-ngopi,ngeteh,nyusu…
Polisi juga manusia…
Punya stamina yang harus di charge…
Biar kuat mukulnya
Keras tendangannya
dan tebal kantongnya…

kayak kuek


Kalau ada kue yang enak rasanya yaitu kue lapis, entah itu lapis legit atau lapis Surabaya atau lapis baja…nah yang terakhir itu dijamin gigi protol jika memakannya.

Penjagaan berlapis-lapis, aturan semacam itu sudah tidak asing kita dengar terutama menyangkut keamanan gedung-gedung vital Negara, sebenarnya tidak hanya gedung saja yang perlu dijaga dengan pertahanan yang berlapis, ada peralatan vital lain yang juga perlu pengamanan extra ketat dan berlapis tentunya…:)

Mungkin karena luasnya yang cukup besar, orang jadi bertanya dimanakah pintu masuk istana itu, seluas mata memandang tak terlihat arah yang menunjukkan ke arah sana, tempat itu seakan begitu angker untuk didekati saat-saat ini.

Tak nampak celah apabila penjagaan sudah dilakukan dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi.

Setidaknya di garis depan kita harus berhadapan dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia baik yang berseragam lengkap maupun yang berseliweran menyaru dengan pakaian preman.

Bukan hanya manusia saja yang menghadang tetapi juga pagar kawat berduripun dipasang sebagai pemain pelapis.

Andaikata berhasil melewatinya hamba hukum lainnyapun siap menghadang, tentu dengan kesatuan yang berbeda.

Itu baru diluarnya saja, masih banyak serangkaian lapisan yang perlu dilalui termasuk kegiatan prosesi protokoler lengkap dengan detector logamnya termasuk cara berpakaian plus alas kaki.

Masih berminatkah atau berpikir ulang sebenarnya mau ke rumah siapa sih kita ini, mau bertemu siapa, ada apa sih di dalamnya, memangnya disana ada obat penawar yang bisa diberikan untuk menyelesaikan segala permasalahan…

17 Mei 2008

bloody love


Orang bilang cinta itu buta…
Menggelapkan mata
Menepis logika menguji akal sehat
Bisa menggembirakan juga bisa sangat menyakitkan
Ada sakit yang tak terlihat disana…
Sakit yang amat sakit jika cinta itu kau lukai
Kepedihan yang terasa bukan saja hanya mengiris tapi membunuh
Hingga kau dapati cinta yang berdarah-darah…

silahkan datang


orang-orang berani tidak selalu memiliki nyali yang hebat
mereka juga memiliki bulu kuduk yang bisa berdiri kapan saja...

temaram kerinduan


Aku hanyalah seorang anak…
Aku melakukan seperti yang Orangtuaku ajarkan
Aku menikmati riangnya hari-hari bersamamu
Setiap nafasmu juga nafas kehidupan yang aku hirup
Nasihat-nasihatmu adalah energi terhebat buatku
Perjuanganmu adalah pertumbuhan buatku
Sedih dan gembiranya selalu terangkul di pelukan kebersamaan

We miss you dad…

16 Mei 2008

12 Mei


Tanggal itu menjadi sangat historikal bagiku, di tanggal itu 7 Tahun lalu almarhum papa telah kembali ke hadapan Sang Khalik, tak terasa sudah, seakan beliau masih selalu bersamaku di dunia yang fana ini.Dan di Tahun 2008 ini berbagai peristiwa begitu marak mewarnai tanggal tersebut. sebagaimana diketahui bahwa tanggal itu juga diperingati tragedi penembakan mahasiswa trisakti dan pada tanggal itu juga saya dan teman-teman dari Komunitas Suporter Indonesia kembali menyatukan tekad berunjuk rasa menuntut Reformasi di tubuh PSSI dengan hidangan utama lengsernya Nurdin Halid plus jajarannya dari kepengurusan mengelola sepakbola di negeri ini.

Ada 3 tempat yang kami sasar yaitu Istana Presiden, KON/KOI yang dulu bernama KONI dan tentunya kantor PSSI. Ini adalah kali kedua kami melakukan unjuk suara, rasa dan asa. Komunitas Suporter ini terdiri dari berbagai kelompok pendukung tim kesayangan mereka yang datang dari belahan pelosok Indonesia, hanya saja yang hadir pada saat itu berkisar sekitar pulau jawa saja, salah satunya Aremania, yang datang langsung dari bumi Malang tercinta sekitar puluhan orang, pagi itu mereka baru saja menginjakan kakinya di tanah Batavia setelah melakukan perjalanan dengan kereta berlabel ekonomi selama 20 jam lamanya, saat itu juga mereka menuju tempat pertama yaitu Istana Presiden, jangankan bertemu, mencium bau istana pun kami tak sempat karena kami langsung digiring silup alias aparat menuju tempat yang ditentukan sekitar kawasan Monas, kami ingin bertemu Bapak Presiden bukan berwisata naik delman yang kini juga sudah digusur, ternyata kami tidak sendiri di tempat itu, tercatat ada 18 elemen kelompok massa yang antri akan melakukan demo mengusung tema-tema krusial yang mendera perasaan dan kegusaran akan derita berkepanjangan yang tak kunjung selesai bergejolak menampar dengan keras di wajah manusia bernama rakyat.

Entah kenapa tanggal 12 mei pada hari itu dipilih banyak orang untuk menyuarakan sejuta asa untuk semilyar masalah, sepeninggal kami di tempat itu berturut turut datang ribuan mahasiswa dan elemen massa yang lain, bahkan para mahasiswa itu menuntaskan hajat mereka dengan menginap hingga keesokan harinya. Di gedung KON/KOI yang katanya dikatakan sebagai induknya olah raga kami menumpahkan kembali segala kegundahan dan kekhawatiran bak seorang anak yang pulang menemui induk semangnya, rupanya setali seia sekata tergambar dengan harmonis antara visi Ibu Rita Subowo dengan visi kami walau tak bertemu secara langsung dengan beliau yang sedang bertugas di luar negeri , melalui staf-stafnya kami mendapat penjelasan yang gamblang dan terarah, karena memang Komite ini pun juga sudah gerah dengan tingkah polah salah satu anggotanya yang bernama PSSI. Bertambahlah 1jurus jitu lagi untuk membrangus kezholiman dan sikap arogan PSSI.

Matahari semakin terik bersinar ketika kami sampai di kantor PSSI seakan menyapa dengan salam yang tidak bersahabat, pada demo pertama kami bertemu sang sekjen nugraha ngak besoes yang bisanya cuma memutarbalikkan fakta-fakta dan berkelit dibalik ketiak Nurdin Halid, sedang pada demo kedua ini orang-orang itu tidak menampakkan batang hidungnya seolah olah merasa hilang ditelan bumi atau sebaliknya sengaja menghindar , hanya ada seorang staff bidang prasarana yang datang menemui kami, dari sepatah dua patah kata yang terlontar terlihat jelas bahwa orang ini sangat tidak berkompeten dan terlalu melindungi sang majikan yang kini bersemayam di bui salemba, kontan saja kami menyuruhnya untuk masuk kembali dan memilih untuk tidak mendengar lagi pengulangan-pengulangan kelakar yang sudah sampai pada taraf memuakkan, alhasil kamipun diizinkan untuk menggledah satu persatu ruangan di dalam kantor itu untuk mencari siapa lagi lakon yang dipersiapkan untuk berhadapan dengan kami kalau-kalau ada yang masih bersembunyi di salah satu ruangan, ternyata memang kosong, ironisnya jam kerja saat itu belum menunjukkan waktu selesai...

Ketika matahari kembali pulang ke peraduannya terbitlah hikmah bahwa semua yang kami lakukan itu tidaklah sia-sia semua pasti ada yang lebih mencatat dengan cermat di balik sesuatu kejadian dengan segala niat baik, tulus dan ikhlasnya.

Misi suci ini belum berakhir… kami sepakat untuk terus mengejar pembuat-pembuat ketidakberesan untuk segera lenyap dari usaha-usaha mengkotori olahraga dengan perilaku-perilaku tidak terpuji dan intrik-intrik yang kurang pantas untuk dijadikan teladan.

Kesepakatan pun tercapai dengan mengusung aksi berikutnya yang lebih besar yaitu demo jilid 3 pada tanggal 21 mei memanfaatkan momentum kebangkitan nasional untuk segera bangun dari tidur panjang miskin prestasi dan keterpurukkan yang berkepanjangan.

Kami tidak akan pernah diam dan berhenti untuk terus mengupayakan olahraga sepakbola yang begitu kami cintai agar menjadi industri yang sehat, berprestasi dan membawa nama harum untuk bumi pertiwi.


09 Mei 2008

Suasana Hati


Beralaskan rumput
Beratapkan langit
Sejauh mata memandang
Seluas mata membentang
Hamparan-hamparan keajaiban terpampang indah di depan sana
Begitu indahnya hidup ini...
alangkah bahagianya hati ini
Rasakanlah...
episode demi episodenya
setiap detaknya
mengalir dengan irama dalam tubuh ini...
di dalam diriku...
in my soul...