Pages

29 September 2008

1 Syawal 1429 Hijriah


Setelah Ramadhan pulang pada senja...
Kini pandanglah bulan Syawal menjelang di pagi pertamanya
Sambutlah dengan kehangatan yang ramah
Bentangkan kelapangan untuk saling menerima indahnya silahturahmi

Saat paling terbaik untuk membuka hati selapang udara
Bukalah juga pintu keikhlasan dan beranda ketulusan
Dalam jabat erat di jendela maaf

Luluhkanlah segala khilaf
Sirnakanlah segala prasangka buruk
Buanglah segala kebencian, iri dengki dan amarah

Rasakan kesucian yang datang dan dengarkan bisikan dari hati kecil
Tiada yang terucap selain putih dari batin
Maaf yang bersih dari langit...

20 September 2008

about wise

This is about wise, a gift from a friend to me and I share to all of you:

1. Give people more than they expect and do it cheerfully.

2. Marry a man/woman you love to talk to. As you get older, their conversational skills will be as important as any other.

3. Don't believe all you hear, spend all you have or sleep all you want.

4. When you say, "I love you," mean it.

5. When you say, "I'm sorry," look the person in the eye.

6. Be engaged at least six months before you get married.

7. Believe in love at first sight.

8. Never laugh at anyone's dream. People who don't have dreams don't have much.

9. Love deeply and passionately. You might get hurt but it's the only way to live life completely.

10. In disagreements, fight fairly. No name calling.

11. Don't judge people by their relatives.

12. Talk slowly but think quickly.

13. When someone asks you a question you don't want to answer, smile and ask, "Why do you want to know?"

14. Remember that great love and great achievements involve great risk.

15. Say "God bless you" when you hear someone sneeze.

16. When you lose, don't lose the lesson .

17. Remember the three R's: Respect for self; Respect for others; and Responsibility for all your actions.

18. Don't let a little dispute injure a great friendship.

19. When you realize you've made a mistake, take immediate steps to correct it.

20. Smile when picking up the phone. The caller will hear it in your voice.

21. Spend some time alone.

16 September 2008

buat para pengadil lapangan hijau


photo dari sini

Tidakkah kau sadari wahai para wasit bahwa kinerjamu sangatlah buruk
Dan itu terus saja berulang kali terjadi
Tanpa ada perbaikan dan itikad untuk berubah
Ini bukan soal salah menyalahkan tetapi kenyataan yang berbicara

Semua tahu dan menyaksikan keputusan yang kau berikan malam itu
Keputusan yang seharusnya tidak diberikan
Terhadap apa yang tidak dilakukan dan tidak terjadi
Tetapi tetap saja dilakukan di atas segala arogan pembenaran yang bodoh
Kami juga tahu anda adalah manusia biasa seperti kami
Tetapi kenapa intrik-intrik kotor yang selalu kau bawa serta di kepalamu

Sudah lama kami dizolimi seperti ini
Direkayasa seperti ini, diatur sedemikian rupa
Sampai-sampai kami pun hafal atas skenario busukmu
Haruskah kembali pahit yang kami rasakan atas segala perbuatan manis kami
Kami sudah bosan berada di zona kematian ini
Zona kematian akan prestasi dan pertandingan yang jujur
Jangan kungkung kami pada penjara yang kau buat sendiri
Menghalalkan segala cara untuk membunuh kemurnian sportivitas

Rusuh lagi dan lagi, mungkin terdengar bosan dan kecewa
Ulah segelintir oknum atau penyusup yang tertawa riang malam itu
Mereka-mereka yang tidak suka dan tidak ingin melihat kreativitas positif kami
Dan sangat jelas itu bukan kami para Aremania sejati
Sesungguhnya itu bukan yang kami harapkan
Karena tidak ada asap tanpa api, pemantik itu terus memancing di air tenang
Tetapi itulah jalan terjal yang harus ditempuh saat ini
Kami tidak akan pernah berhenti berteriak atas segala ketidakberesan yang terjadi
Berteriak untuk sesegera mungkin dilakukan perbaikan dan perubahan
Perjuangan demi untuk kemajuan di suatu saat nanti di masa mendatang
Untuk sepakbola Indonesia

jangan menyulut tumpukan jerami yang kering itu
karena apinya akan menyala dengan sangat besar...

matur suwun buat nawak-nawak dari Dunia Cyber yang telah ikut membantu dan andil dalam peran sertanya memajukan prinsip-prinsip fair play di dalam persepakbolaan tanah air, malas utas awij...

11 September 2008

Amazing School


Photo oleh Paul I Zacharia

Nun jauh di pedalaman sana, dimana terdapat anak-anak yang menjadi warganya, ya mereka adalah anak-anak pedalaman yang sejak kecil mengenyam pendidikan pada “Sekolah Luar Biasa”, tetapi janganlah dibayangkan sekolah itu seperti yang sering kita dengar jika kata luar biasa di pahami sebagai suatu sekolah yang diperuntukkan bagi anak yang kurang beruntung karena tidak bisa melihat, mendengar atau pun berbicara dan mengalami gangguan dalam interaksi berpikir, ini bukan sekolah seperti itu melainkan bahwa sekolah ini dihuni oleh anak-anak pedalaman sebagai muridnya, sekolah tanpa bangunan permanen dan tanpa iuran ini dan itu, sekolah yang tidak membeda-bedakan para muridnya, begitu kaki-kaki mereka telah berpijak di bumi seketika itu pula mereka sudah menjadi bagian dari sekolah itu, Ibu mereka adalah guru pertamanya dan sang Ayah menjadi kepala sekolahnya.

Air sungai, padang savana dan hutan adalah kelas-kelas bagi mereka, tidak ada sejumlah kata-kata yang harus di hapal atau deretan angka-angka yang harus dihitung, menangkap ular dan memancing ikan menjadi pelajaran pengetahuan makhlug hidup terbaik yang pernah mereka dapatkan, sementara hujan menjadi pelajaran berikutnya yang begitu mereka tunggu-tunggu.

Itulah Alam Semesta, sekolah yang merangkul mereka, sekolah yang memberikan warna cerah dengan sinar-sinar mentarinya, suara gemericik air yang melembutkan hati, simfoni nyanyian burung yang selalu menemani dan sekolah yang telah mengajarkan kepada mereka dengan sangat alami bagaimana cara bertahan dan melangsungkan hidup.

06 September 2008

Rumpun Bunga di Halaman


Hari ini bunga di halaman rumah bermekaran
Menghias anggun kala kubuka jendela
Mengucap selamat datang pada waktu
Menyambut cerah untuk bisa kurangkul
Menyapa lewat warna warni penuh makna
Menyuguhkan lambaian kesegaran diantara kelopaknya

Kala keajaiban warna bersolek manis di mekarnya
Bagai memberi kekuatan yang tak terlihat
Siapa yang tak senang melihatnya
Menautkan cengkrama riang saat berada di sekelilingnya
Memberi paduan wangi kata yang tersembunyi di antara kelembutannya
Bisa kuhabiskan selama waktu untuk memandangnya

Melebur perasaan ke dalam tarian suka cita
Pelepas dahaga bagi peluh yang jatuh terurai

Rumpun bungaku…
Kamu adalah pesona keindahan yang tak akan pernah usai…

02 September 2008

Mencari Pelangi


beautiful photo from here

Saat menyambut bulan suci ketika akan masuk di pintu gerbang kehidupanku
Dimana disanalah permulaan mata air kebahagiaan mengalir tiada henti
Kembali menyatukan kebersamaan yang tercerai di halaman terluar
Suatu rumpun bunga indah bernama keluarga sedang tumbuh bermekaran
Menantikan suasana makan sahur dan berbuka bersama juga sholat tarawih berjamaah
Kini semua itu hanya tertinggal sebagai kenangan berbekas mendalam
Untuk masa terlampau di waktu yang sudah usai
Belum lagi bisa ku mulai di masa terkini

Dan hujan pun turut terbawa serta di masa penyambutan bulan suci ini
Membawa pesan khusus buatku, ketika derasnya berhasil menghujam di hati
Kutunggu sampai reda karena hikmah terpenting telah menanti untuk dibaca
Bukankah Tuhan selalu mengirim pelangi yang indah setelah hujan reda
Akan kukejar sebisaku, sekuat keinginanku untuk melihatnya
Akan kucari di mana awan-awan pekat itu menggelayut
Menggelayut berarak untuk bersiap menumpahkan rinai terbaiknya
Walau sampai tertuju di kota-kota hujan sekalipun
Atau dimana bukit-bukit kerontang yang sudah sekarat dimakan kemarau berada
Yang akan mendekati sejengkal lagi untuk menerima tumpahan hujan yang dinanti

Di tepi telaga kerinduan kini aku bersampan
Aku tak ingin air mata ini jatuh di tanah keceriaan
Itulah sebabnya ku kayuh sampan ini ke celah luas air tenang
Agar bisa menetes di palung terdalam pusaran arusnya
Menyatu sebagai tetesan yang akan menjadi seluas telaga
Seperti kerinduanku yang juga sebesar permukaan bentang airmu

Masih selalu teringat di benakku kala kau ceritakan rahasia itu...
Rahasia tentang kesukaan peri-peri kecilmu
Akupun kini mencari pelangi itu
Berharap ingin segera saja kunaiki tangganya
Anak tangga pertama dan seterusnya
Yang akan membawaku bertemu Ayah di surga...