Pages

28 Desember 2008

bawalah suaraku...


akulah arca yang terpahat dari aksara hatiku
bawalah terbang wahai semilir angin
suara yang berbicara lewat relung hati...
suara yang ingin bertutur dengan sapa lembut...
suara yang melantunkan irama kerinduan...

terinspirasi dari lirik lagu "suaraku" oleh hijau daun di bawah ini :

Disini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Mencoba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu... meski tanpamu

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku disini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Suara dengarkanlah aku
Apakah aku slalu dihatinya
Aku disini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Walau aku masih tetap disini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu...aku menunggu


17 Desember 2008

little hari


aku dan ketiga adikku, hehehe...
tubuh kecil bergelak tawa riang
diantara lari dan lompat cerianya
celoteh nyaring merentang dalam riuh
memecah di angin dulu, yang menemani pertumbuhanku

mencari ikan yang seakan bisa kutangkap dengan tangan kosong
berkubang lumpur sawah karena mengejar burung emprit
layang-layang dan capung menjadi buruan berikutnya
menelusuri lubang persembunyian belut dan kepiting
membidik jambu dan mangga tetangga dengan ketapel

berkalang tanah karena kakiku menjejak tanpa alas

sawah dan ladang yang membentang...
selalu saja memberikan limpahan permainan buatku
menyediakan segala cipta kreasi yang mengasyikkan
tak sadar hingga tubuh pun bau kemarau
menyimpan sebagian terik di kulit
bermandikan cahaya terang matahari

teringat masa kecilku yang begitu indahnya dulu...

14 Desember 2008

piala itu pasti membawa pesan...



Masuk nominasi saja berita itu sudah seperti sebuah pelepas dahaga kesejukkan bagai oase di padang pasir, apalagi menjadi yang terbaik, wuihh seperti mata air zam-zam yang mengalir dengan deras saja rasanya, itulah analogi ayas ketika “The Conductors” dinyatakan sebagai film Dokumenter terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI 2008) jum’at 12 Desember lalu di Bandung, belum lupa dari ingatan ketika 20 Februari lalu film ini pertama kali ditayangkan di Blitz Megaplex secara regular bersanding manis dengan film-film box office juga premierenya di Malang yang selalu dipadati penonton, bahkan Dieng Plaza 21 waktu itu hampir mirip tribun kelas ekonomi stadion kanjuruhan saking penuh sesaknya antusias warga malang khususnya para aremania, oleh karena itu ada sebuah rasa suka cita yang begitu mengena dan terharu ayas kira yang kini di amini oleh seluruh aremania se jagat raya dan galaksi atas apresiasi yang begitu tinggi terhadap lahirnya sebuah karya Dokumenter di kancah penghargaan dari para senias perfilman tanah air.

Dan kini kita semua diajak bagaimanakah sepatutnya menyikapi sebuah penghargaan, bisa diartikan mau seperti apa yang ingin kita dirasakan, apakah sebagai sebuah motivasi, atau sebagai sebuah pujian sajakah, atau sebagai apa..., tentunya berpulang pada isi hati si penerima penghargaan itu, ayas yakin pasti ada yang jauh lebih penting dari hanya sekedar sebuah piala dan lembar penghargaan, ada hikmah mendalam yang bisa di petik di balik semua itu untuk bekal perjalanan ke depan yang tidak melulu mulus dan lancar...

Selamat ya buat andibachtiar yusuf dan Team dengan Bogalakon Picturenya hehehe... itu nama beken umak ya sekarang, kalau ayas sih masih lebih suka menuliskan nama umak sebagai m yusuf as karena mengingatkan ayas ketika dulu seringkali menyontek PR umak yang diberikan di kelas A3 “social or die” di bangku SMA Lab School kala itu, mengenai karya umak selanjutnya Romeo*Juliet alias romjul semoga tercapai di garis finish nanti, kalau ada aral melintang hadapi saja karena itu sebuah proses, seorang pelari gawang pun harus melompati gawangnya untuk mencapai garis finish, you do the right track now jangan keluar lintasan, diskualifikasi akan menggagalkan umak menyentuh garis akhir...

seng durung ndelok filem The Conductors lang ndelok o ker, iki loh tagline ne, wes tala kipa kipa, mengandung mboisss puolll...

“Not all of us were born to lead”

A man with talent with the ability to compose beautiful music and conduct a magical orchestra, a man with his pride who can lead 5000 singer in one single choir and a man with passion who lead 50.000 people to sing and dance. Three men who were born gifted, three men with their special charm, three men who were born to lead. The Conductors, movie that also played in Jiffest 2007 will show us how those 3 person lead their own team with different ways but still become one harmony.

10 Desember 2008

silahturahmi suporter indonesia damai ke-2








Stadion Gajayana menjadi magnet dari kegiatan silahturahmi supporter Indonesia Damai yang kedua sabtu itu, dari pagi buta hingga tengah malam, kalau bahasa walikan khas malangnya mulai isuk sampe ingeb ker, dimulai dari apel akbar gerakan anti narkoba kemudian ribuan aremania melakukan konvoi simpatik mengelilingi kota, dilanjutkan dengan dialog mengenai persepakbolaan tanah air khususnya mengenai pencapaian suasana perdamaian di kalangan supporter seluruh Indonesia yang dihadiri perwakilan dari menegpora, mendagri, dan para supporter dari seluruh Indonesia, memang tidak semua supporter mengirimkan perwakilannya tetapi sebagian besar telah memberikan dukungannya lewat semangat dan loyalitas rasa persaudaraannya, turut hadir bapak Walikota dan Bupati malang serta para tokoh supporter, ada pula kegiatan gelar tinju amatir, bazaar, flying fox, fun soccer, dan festival band supporter, akhir acara dibacakanlah ikrar supporter Indonesia damai diikuti seluruh insan manusia yang hadir pada saat itu atas nama makhlug Tuhan yang mencintai perdamaian, solidaritas sesama dan rasa kemanusiaan, dan malam harinya penampilan d’kross yang sangat memukau menutup serangkaian acara silahturahmi...

Kami suporter Indonesia,
menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, anti rasialis dan anti anarkis.
Kami suporter Indonesia,
bersatu, bersama, bersaudara, dengan semangat satu jiwa
Kami suporter Indonesia,
siap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

See you next year in wamena for Indonesia Damai part 3...

photo lainnya bisa dilihat di sini

06 Desember 2008

ampel







salah satu tujuan ziarah walisongo, dimana terdapat makam sunan ampel, pintu masuk lokasi makam berupa sebuah gang karena memang terletak di tengah pemukiman padat penduduk kota surabaya, sepanjang kiri kanan gang dipenuhi wisata belanja yang menjual segala pernak-pernik berbau tanah arab, mirip seperti beberapa sudut pasar tanah abang di jakarta, banyak komunitas keturunan arab disini tetapi dengan logat bahasa jawa yang kental karena mereka sudah ada sejak lama sekali.

suasana komplek pemakaman hampir tak pernah sepi oleh kunjungan para peziarah yang datang dari berbagai pelosok tanah air, bangunan masjid lama yang berupa kerangka kayu yang kokoh masih dipertahankan walau sudah direnovasi di beberapa bagian untuk perluasan menjadi bangunan baru, sebuah perpaduan arsitektur peninggalan sejarah yang mengagumkan dengan bangunan modern yang menyesuaikan daya tampung agar dapat dipergunakan oleh lebih banyak orang untuk beribadah.

02 Desember 2008

bye bye COPA...






sore itu first leg COPA INDONESIA masih beberapa jam lagi di mulai tetapi hujan mengguyur dengan derasnya sejak siang tadi, seperti biasa stadion kanjuruhan mulai dipadati aremania dua atau tiga jam sebelumnya yang rela berhujan-hujan ria bersama ribuan penonton di tribun ekonomi yang tidak beratap, tidak ada payung disana karena selain akan menghalangi penonton di belakangnya juga terasa janggal rasanya bermanis-manis ria dengan payung.
dan hujan pun berhenti tepat beberapa saat sebelum kick off pukul 15:30 dimulai, sepertinya hujan sore itu membawa sebuah pertanda buruk bagi tim singo edan, walau kemenangan yang diraih namun empat hari berikutnya ketika second leg di mainkan di stadion wilis, madiun, tragedi lima menit terakhir kembali merengut korbannya, kalau di stadion kanjuruhan lima menit terakhir diselamatkan, tidak demikian di madiun, lima menit terakhir sebuah gol tercipta sehingga menjadikan agregat gol 4-3 untuk persibo bojonegoro, artinya sang juara COPA INDONESIA dua kali berturut-turut harus tersingkir.
malam itu seusai pertandingan hanya awan pekat yang menutupi di atas kota malang, hujan pun telah pergi, ia telah menyampaikan pesannya dengan baik dan meninggalkan kesedihan dan perasaan yang terpukul bagi warga kota malang.
esoknya headline berita olahraga di beberapa media cetak kebanyakan memuat berita yang sama yaitu tentang persibo sang pembunuh raksasa.
ya kami harus melupakan piala COPA itu, mungkin bukan saatnya sekarang kami juara untuk yang ketiga kalinya tahun ini, kini tinggal satu piala lagi yakni piala presiden di indonesian super league yang masih tersisa, kalau tidak sekarang kapan lagi, kami menunggu untuk melihat kapten tim arema mengangkat piala itu...

24 November 2008

24 november for you


bertambah lagi satu usia di cantikmu
semoga kebahagiaan juga turut bertambah bersamamu

begitu banyak daun-daun kenangan berguguran
memenuhi dua jalan berbeda yang kita lalui
tetapi di jatuh dan hembusan angin yang sama
kita berpegang pada dahan kerinduan masing-masing

melayang kemana entah engkau dimana
di belahan cerita yang tak lagi kuketahui dan tak bisa kudengar
karena aku tak bisa merengkuhnya lagi
kuendapkan pada pilu yang tak mau tidur

masih kusimpan keabadian putih itu
pada dasar warna paling luka
kepedihan pun enggan pergi dan hanya berpagu pada bunga berduri yang tumbuh liar
air mata ini telah lama menjelma menjadi waktu
di detik yang menghampiriku saat kau datang dalam angan
menerawang di sayap kerembangan sunyiku...

always cry to remember you...

17 November 2008

kalau bulan bisa bicara




hadir pada malam, pada lukisan gelap
ia pun purnama, gerhana dan sabit

purnama berkata :

tatkala wajahku penuh dan bergelimang terang
sinarku memancar kuat menerangi bumi
akulah sang dewa cahaya yang datang selembut kabut
akulah yang berpose anggun di sudut luas
akulah yang menembus celah-celah pepohonan
akulah yang menggambarkan segala bentuk dalam bayangan
membuat suasana seperti berhenti pada hening yang syahdu...

gerhana berkata :

aku dimakan bumi dan dibakar matahari
pekat menggerusku dalam tiap irisan hitam
hingga hilang menyatu bersama latar gelap...

sabit berkata :

kupersembahkan lengkungku untuk para peri bermain seluncur dari kedua runcingku
pandangilah diriku seperti sebuah wajah yang sedang tersenyum
karena memang demikianlah yang sedang kuberikan untukmu
itulah senyum terbaikku untuk keceriaan dan suka cita
menghibur di kesepian dan duka lara...

11 November 2008

selalu disana


padang savana menari di hijau yang memanggil
melambai bersama angin yang akan mengantar pada rinai
di kehangatan yang merangkul di sinar mentari
di mekarnya hamparan kelopak bunga

sambutlah musim semi yang datang itu
rasakan keindahan yang ditumbuhkan
di antara keajaiban dan warna-warna yang berpadu serasi
yang akan memberimu sebuah pohon kehidupan terbaik
jagalah kekuatan putihnya, sirami dengan cinta yang banyak
niscaya akan tumbuh pucuk-pucuk daun baru yang mempesona
yang menunggu untuk dirangkai di halaman hatimu

senangnya melihat bunga rumput kini
ketika do'a kebahagiaan yang kupanjatkan itu
kemarin dulu di tepian awan, masih ingatkah kamu...
semoga menjadi jawab dariMu Tuhan...

dan kini lihatlah atap yang menaungi segala bumi yang berpijak
menatap dengan lembut dan sekuat asa memberi biru untukmu
karena memang tempatku di tahta luas
karena aku akan selalu disana...

09 November 2008

10 November






Menelusuri sejarah ditetapkannya tanggal 10 November menjadi Hari Pahlawan maka akan terkenang kembali kisah-kisah heroik dari para pahlawan nasional yang telah memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa ini. Begitu pula yang terjadi di kota Surabaya pada masa-masa penjajahan silam, dimana pekik merdeka yang khas dari Bung Tomo berhasil membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk menghunuskan bambu runcingnya dalam menghalau penjajah dari muka bumi tanah air tercinta. Sangat menarik melihat tempat-tempat bersejarah di kota ini, peninggalan-peninggalan itu masih menyisakan keutuhan nilai historis dalam wujud yang diabadikan. Seperti Tugu Pahlawan yang ada di kota Surabaya ini, melihat letaknya yang di pusat kota maka akan memudahkan orang untuk menemukannya. Selain berperan sebagai ikon sebuah kota, Tugu Pahlawan sepertinya bisa juga digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara tertentu karena menempati areal yang cukup luas termasuk juga wisata belanja kaki lima setiap minggu pagi atau dapat dimanfaatkan sebagai taman kota yang cukup menyenangkan untuk sekedar berkeliling di pagi atau sore hari.

Dan acara apakah yang diselenggarakan di Tugu Pahlawan pada 10 November ini, sulit atau memang kehabisan ide kah untuk menjadikan momen kepahlawanan agar lebih menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan terasa bermanfaat daripada hanya sekedar membuat sebuah hiburan dengan menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan mengambil resiko chaos karena mengumpulkan banyak orang...

Tetapi memang itulah yang terjadi, sebuah panggung akan menjadi hingar bingar di Tugu Pahlawan 10 November ini karena beberapa Band papan atas akan unjuk kebolehan.

ah, lagi-lagi hiburan yang dijadikan menu utama untuk memaknai nilai-nilai yang tersirat dari sebuah momen bersejarah yang pernah terjadi di negeri ini...

01 November 2008

PR dari uNieQ


pertami-tami matur suwun atas hantaran awardnya yang diberikan oleh uNieQ, kedua-dua mohon mangap PR yang membuntut di belakang award baru dikerjakan sekarang, semoga tidak dihukum berdiri satu kaki atas terlambatnya mengerjakan PR :)

Award Communitas Indonesia katanya, syaratnya ada lima :
satu, Blogger Indonesia
dua, bukan heacker, penjahat ataupun perusak
tiga, 5 pendapat tentang Indonesia (walau yang up to date kalau tidak diberi topik mah luas banged seluas Indonesia, jadi sesukanya aja kalee)
empat,isi link award yang akan diambil
lima, bukan Blog bersifat Sara/Porn (sereem!!!)

5 pendapat itu :

1. Bersyukur kaki ini menjejak di tanah Indonesia, negeri yang indah, masih bisa menyaksikan pemandangan alamnya yang eksotik.
2. Tetapi pemandangan tak sedap kerap kali juga diperlihatkan oleh beberapa warganya yang katanya menjadi wakil dari rakyat Indonesia dengan dagelan polatik pulitik.
3. Keadilan, masih menjadi barang langka di negeri ini.
4. Hukuman mati, berlakukan juga untuk koruptor segera.
5. dan datanglah kembali masa-masa kejayaan itu yang berselimutkan persatuan anak bangsa serta limpahan Rahmat dari genggamman erat gandengan tangan, karena kita dari akar yang sama...

28 Oktober 2008

singosari town






Dalam setiap perjalanan dari Malang ke Surabaya atau sebaliknya, Singosari adalah salah satu kota yang dilewati, akhirnya aku berkesempatan menyambangi kota itu setelah sekian lama hanya kulewati saja, sasaran tempat yang kutuju tentu saja candi singosari, candi sumber awan dan arca Dwarapala. Terkagumlah diriku melihat ukuran arca Dwarapala yang besar itu juga letak posisinya yang berdampingan di sisi kanan dan kiri jalan raya seperti para penjaga pintu masuk raksasa saja, sedangkan untuk mencapai lokasi candi sumber awan terlebih dahulu harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 400 m yang melewati persawahan, jalan setapak di sisi kali dengan air yang sangat jernih dan juga pohon-pohon pinus yang mengelilingi.

18 Oktober 2008

kelas ekonomi





Tanda berangkat berbunyi ditarik loko berasap menjumpai stasiun persingahan berikutnya, selasar peron di penuhi calon penumpang, berharap cemas karena karcis di tangan tanpa nomor tempat duduk, itu artinya siapa pertama tiba di kursi maka dialah sang empunya kursi. Tak heran kereta yang baru saja tiba diserbu dari berbagai arah dan jendela, berlomba dalam desak dan himpit. Saat kursi telah terisi penuh, berjejal pula orang-orang yang rela berdiri dan hanya bersandar saja di bagian-bagian kereta maupun di antara sambungan gerbongnya, tak ada ruang sedikitpun yang tidak dijejali penumpang beserta barang-barang bawaannya walau di toilet sekalipun... bisa dipastikan isi gerbong telah melewati batas maksimum.

Tahun ini ada pemandangan baru nampaknya, beberapa rangkaian gerbong lama kini telah direnovasi menjadi lebih manusiawi, namun hanya kereta dari beberapa tujuan tertentu saja belum semuanya, terlihat lebih cantik cat dan kursi-kursi yang baru itu, tetapi apakah kebijakan yang diterapkan dan budaya perilaku para penumpangnya juga semakin cantik??? sepertinya desak dan himpit masih akan mewarnai walau gerbong sudah berganti baju, lagu lama yang terus saja berulang tertahun-tahun lamanya, pemandangan yang sama yang selalu menyambangi kelas ekonomi...

kliping yang berdebu





kutemukan guntingan koran ini diantara tumpukkan kliping koran milikku sewaktu tengah asyik membersihkannya dari debu-debu yang sudah mulai menebal, ternyata salah satu karya dari Sapardi Djoko Damono yang dimuat pada koran REPUBLIKA hari sabtu tanggal 2 mei 1998 Hal 13 :

Adam dan Hawa

biru langit
menjadi sangat dalam
awal menjelma burung
berkas-berkas cahaya
sibuk jalin-menjalin
tanpa pola
angin tersesat
di antara sulur pohonan
di hutan
ketika Adam
tiba-tiba saja
melepaskan diri
dari pelukan perempuan itu
dan susah payah
berdiri, berkata
"kau ternyata bukan perawan lagi
lalu siapa gerangan
yang telah
lebih dahulu
menidurimu?"

Pertanyaan Kerikil yang Goblok

"Kenapa aku berada di sini?"
tanya kerikil yang goblok itu. Ia baru saja
dilontarkan dari ketapel seorang anak lelaki,
merontokkan beberapa lembar daun mangga,
menyerempet ujung ekor balam yang terperanjat,
dan sejenak membuat lengkungan yang indah
di udara, lalu jatuh di jalan raya
tepat ketika ada truk lewat di sana.
Kini ia terjepit di sela-sela kembang ban
dan malah bertanya kenapa;
ada saatnya nanti, entah kapan dan di mana,
ia dicungkil oleh si kenek sambil berkata,
"Menggangu saja!"

Ruang Tunggu

ada yang terasa sakit
di pusat perutnya
ia pun pergi ke dokter
belum ada seorang pun di ruang tunggu
beberapa bangku panjang yang kosong
tak juga mengundangnya duduk
ia pun mondar-mandir saja
menunggu dokter memanggilnya
namun mendadak seperti didengarnya
suara yang sangat lirih
dari kamar periksa
ada yang sedang menyanyikan
beberapa ayat kitab suci
yang sudah sangat dikenalnya
tapi ia seperti takut mengikutinya
seperti sudah lupa yang mana
mungkin karena ia masih ingin
sembuh dari sakitnya

09 Oktober 2008

Padamu Rindu


melapisi sepi, menyelimuti seluruh ingin
hanya kata-kata yang mendekapku
aku menjerit dari rindu yang menancap sekian lama
hanya bisa mencipta di samudra mimpi

di tepian awan selalu kutunggu keranjang cerita itu
agar aku bisa membacanya dengan sentuhan rasa
karena kamu menuliskannya lewat mata hati
pada ruang perasaan, kenyataan dan keindahan

rinduku padamu serupa waktu yang berputar terus
seperti yang tidak bisa berhenti...dan dihentikan
bergelora di bayangan yang melayang di tiup angin
di balik tembok tebal setebal perut bumi

membakar kokoh sunyi yang di dewakan ambigu
mengurai rindu menanti sisa mimpi...

07 Oktober 2008

belum berwujud

perjalanan cinta ini memang penuh lika liku
bahkan terkadang sangat licin, juga bisa teramat terjal
penuh perangkap dan jebakan di sana-sini
yang tak hanya menghipnotis tetapi juga menyita habis seluruh persediaan perasaan

tak akan pernah selesai karena memang tak pernah dimulai
tak akan pernah sampai karena memang langkah ini tidak diarahkan kesana

kalau pun ada hati yang berbunga-bunga, keceriaan dan tawa itu adalah benar adanya karena datang dari rasa, tempat paling jujur...

dan wujud yang semu itu pun terlalu prematur untuk dipanggil kembali...

29 September 2008

1 Syawal 1429 Hijriah


Setelah Ramadhan pulang pada senja...
Kini pandanglah bulan Syawal menjelang di pagi pertamanya
Sambutlah dengan kehangatan yang ramah
Bentangkan kelapangan untuk saling menerima indahnya silahturahmi

Saat paling terbaik untuk membuka hati selapang udara
Bukalah juga pintu keikhlasan dan beranda ketulusan
Dalam jabat erat di jendela maaf

Luluhkanlah segala khilaf
Sirnakanlah segala prasangka buruk
Buanglah segala kebencian, iri dengki dan amarah

Rasakan kesucian yang datang dan dengarkan bisikan dari hati kecil
Tiada yang terucap selain putih dari batin
Maaf yang bersih dari langit...

20 September 2008

about wise

This is about wise, a gift from a friend to me and I share to all of you:

1. Give people more than they expect and do it cheerfully.

2. Marry a man/woman you love to talk to. As you get older, their conversational skills will be as important as any other.

3. Don't believe all you hear, spend all you have or sleep all you want.

4. When you say, "I love you," mean it.

5. When you say, "I'm sorry," look the person in the eye.

6. Be engaged at least six months before you get married.

7. Believe in love at first sight.

8. Never laugh at anyone's dream. People who don't have dreams don't have much.

9. Love deeply and passionately. You might get hurt but it's the only way to live life completely.

10. In disagreements, fight fairly. No name calling.

11. Don't judge people by their relatives.

12. Talk slowly but think quickly.

13. When someone asks you a question you don't want to answer, smile and ask, "Why do you want to know?"

14. Remember that great love and great achievements involve great risk.

15. Say "God bless you" when you hear someone sneeze.

16. When you lose, don't lose the lesson .

17. Remember the three R's: Respect for self; Respect for others; and Responsibility for all your actions.

18. Don't let a little dispute injure a great friendship.

19. When you realize you've made a mistake, take immediate steps to correct it.

20. Smile when picking up the phone. The caller will hear it in your voice.

21. Spend some time alone.

16 September 2008

buat para pengadil lapangan hijau


photo dari sini

Tidakkah kau sadari wahai para wasit bahwa kinerjamu sangatlah buruk
Dan itu terus saja berulang kali terjadi
Tanpa ada perbaikan dan itikad untuk berubah
Ini bukan soal salah menyalahkan tetapi kenyataan yang berbicara

Semua tahu dan menyaksikan keputusan yang kau berikan malam itu
Keputusan yang seharusnya tidak diberikan
Terhadap apa yang tidak dilakukan dan tidak terjadi
Tetapi tetap saja dilakukan di atas segala arogan pembenaran yang bodoh
Kami juga tahu anda adalah manusia biasa seperti kami
Tetapi kenapa intrik-intrik kotor yang selalu kau bawa serta di kepalamu

Sudah lama kami dizolimi seperti ini
Direkayasa seperti ini, diatur sedemikian rupa
Sampai-sampai kami pun hafal atas skenario busukmu
Haruskah kembali pahit yang kami rasakan atas segala perbuatan manis kami
Kami sudah bosan berada di zona kematian ini
Zona kematian akan prestasi dan pertandingan yang jujur
Jangan kungkung kami pada penjara yang kau buat sendiri
Menghalalkan segala cara untuk membunuh kemurnian sportivitas

Rusuh lagi dan lagi, mungkin terdengar bosan dan kecewa
Ulah segelintir oknum atau penyusup yang tertawa riang malam itu
Mereka-mereka yang tidak suka dan tidak ingin melihat kreativitas positif kami
Dan sangat jelas itu bukan kami para Aremania sejati
Sesungguhnya itu bukan yang kami harapkan
Karena tidak ada asap tanpa api, pemantik itu terus memancing di air tenang
Tetapi itulah jalan terjal yang harus ditempuh saat ini
Kami tidak akan pernah berhenti berteriak atas segala ketidakberesan yang terjadi
Berteriak untuk sesegera mungkin dilakukan perbaikan dan perubahan
Perjuangan demi untuk kemajuan di suatu saat nanti di masa mendatang
Untuk sepakbola Indonesia

jangan menyulut tumpukan jerami yang kering itu
karena apinya akan menyala dengan sangat besar...

matur suwun buat nawak-nawak dari Dunia Cyber yang telah ikut membantu dan andil dalam peran sertanya memajukan prinsip-prinsip fair play di dalam persepakbolaan tanah air, malas utas awij...

11 September 2008

Amazing School


Photo oleh Paul I Zacharia

Nun jauh di pedalaman sana, dimana terdapat anak-anak yang menjadi warganya, ya mereka adalah anak-anak pedalaman yang sejak kecil mengenyam pendidikan pada “Sekolah Luar Biasa”, tetapi janganlah dibayangkan sekolah itu seperti yang sering kita dengar jika kata luar biasa di pahami sebagai suatu sekolah yang diperuntukkan bagi anak yang kurang beruntung karena tidak bisa melihat, mendengar atau pun berbicara dan mengalami gangguan dalam interaksi berpikir, ini bukan sekolah seperti itu melainkan bahwa sekolah ini dihuni oleh anak-anak pedalaman sebagai muridnya, sekolah tanpa bangunan permanen dan tanpa iuran ini dan itu, sekolah yang tidak membeda-bedakan para muridnya, begitu kaki-kaki mereka telah berpijak di bumi seketika itu pula mereka sudah menjadi bagian dari sekolah itu, Ibu mereka adalah guru pertamanya dan sang Ayah menjadi kepala sekolahnya.

Air sungai, padang savana dan hutan adalah kelas-kelas bagi mereka, tidak ada sejumlah kata-kata yang harus di hapal atau deretan angka-angka yang harus dihitung, menangkap ular dan memancing ikan menjadi pelajaran pengetahuan makhlug hidup terbaik yang pernah mereka dapatkan, sementara hujan menjadi pelajaran berikutnya yang begitu mereka tunggu-tunggu.

Itulah Alam Semesta, sekolah yang merangkul mereka, sekolah yang memberikan warna cerah dengan sinar-sinar mentarinya, suara gemericik air yang melembutkan hati, simfoni nyanyian burung yang selalu menemani dan sekolah yang telah mengajarkan kepada mereka dengan sangat alami bagaimana cara bertahan dan melangsungkan hidup.

06 September 2008

Rumpun Bunga di Halaman


Hari ini bunga di halaman rumah bermekaran
Menghias anggun kala kubuka jendela
Mengucap selamat datang pada waktu
Menyambut cerah untuk bisa kurangkul
Menyapa lewat warna warni penuh makna
Menyuguhkan lambaian kesegaran diantara kelopaknya

Kala keajaiban warna bersolek manis di mekarnya
Bagai memberi kekuatan yang tak terlihat
Siapa yang tak senang melihatnya
Menautkan cengkrama riang saat berada di sekelilingnya
Memberi paduan wangi kata yang tersembunyi di antara kelembutannya
Bisa kuhabiskan selama waktu untuk memandangnya

Melebur perasaan ke dalam tarian suka cita
Pelepas dahaga bagi peluh yang jatuh terurai

Rumpun bungaku…
Kamu adalah pesona keindahan yang tak akan pernah usai…

02 September 2008

Mencari Pelangi


beautiful photo from here

Saat menyambut bulan suci ketika akan masuk di pintu gerbang kehidupanku
Dimana disanalah permulaan mata air kebahagiaan mengalir tiada henti
Kembali menyatukan kebersamaan yang tercerai di halaman terluar
Suatu rumpun bunga indah bernama keluarga sedang tumbuh bermekaran
Menantikan suasana makan sahur dan berbuka bersama juga sholat tarawih berjamaah
Kini semua itu hanya tertinggal sebagai kenangan berbekas mendalam
Untuk masa terlampau di waktu yang sudah usai
Belum lagi bisa ku mulai di masa terkini

Dan hujan pun turut terbawa serta di masa penyambutan bulan suci ini
Membawa pesan khusus buatku, ketika derasnya berhasil menghujam di hati
Kutunggu sampai reda karena hikmah terpenting telah menanti untuk dibaca
Bukankah Tuhan selalu mengirim pelangi yang indah setelah hujan reda
Akan kukejar sebisaku, sekuat keinginanku untuk melihatnya
Akan kucari di mana awan-awan pekat itu menggelayut
Menggelayut berarak untuk bersiap menumpahkan rinai terbaiknya
Walau sampai tertuju di kota-kota hujan sekalipun
Atau dimana bukit-bukit kerontang yang sudah sekarat dimakan kemarau berada
Yang akan mendekati sejengkal lagi untuk menerima tumpahan hujan yang dinanti

Di tepi telaga kerinduan kini aku bersampan
Aku tak ingin air mata ini jatuh di tanah keceriaan
Itulah sebabnya ku kayuh sampan ini ke celah luas air tenang
Agar bisa menetes di palung terdalam pusaran arusnya
Menyatu sebagai tetesan yang akan menjadi seluas telaga
Seperti kerinduanku yang juga sebesar permukaan bentang airmu

Masih selalu teringat di benakku kala kau ceritakan rahasia itu...
Rahasia tentang kesukaan peri-peri kecilmu
Akupun kini mencari pelangi itu
Berharap ingin segera saja kunaiki tangganya
Anak tangga pertama dan seterusnya
Yang akan membawaku bertemu Ayah di surga...

30 Agustus 2008

antrian itu...

Hujan masih membasahi bumi ketika loket pemesanan tiket kereta api baru saja ditutup senja itu, tetapi masih ada beberapa orang yang enggan meninggalkan loket dan ternyata orang-orang itu berniat melakukan pemesanan untuk hari berikutnya, itu berarti mereka sudah mengantri hingga loket kembali dibuka keesokan harinya tepat pukul 07:00 pagi, diantara orang-orang tersebut terseliplah diriku yang ikut mengantri sebagai orang keempat dalam urutan antrian itu, tidak ada kupon nomor antrian disana, urutan didasarkan pada saat pertama kali datang ke tempat itu.

Seiring dengan malam yang makin larut bertambah panjang pula antrian itu, hanya dalam hitungan beberapa jam saja ujung antrian sudah memanjang sampai ke pintu keluar stasiun, bahkan nyaris sama panjangnya dengan keempat loket lainnya di sebelah yang juga diperuntukan untuk pemesanan tiket kereta api lebaran, jadilah malam itu ruangan stasiun yang tidak cukup besar disesaki kira-kira ratusan orang yang berjajar tidak rapih, ya tentu saja tidak rapih karena tidak ada yang bisa tahan berdiri selama 12 jam, bermacam-macam polah tingkah laku terlihat dalam denyut nadi di ruangan yang sumpek itu, seperti pasar malam kagetan saja, kartu-kartu domino berulang kali terdengar dilemparkan pemainnya ke lantai, begitu pula kartu-kartu bergambar raja dan ratu juga terlihat digenggaman banyak orang, belum lagi asap nikotin yang membumbung berputar-putar saja menyelimuti suara-suara ocehan mereka, membunuh waktu dengan caranya masing-masing, tak sedikit juga yang sudah bergelimpangan terpekur di kapling-kapling beralaskan koran.

Sungguh seperti berada dalam oven toaster dengan suara mesin diesel yang menyala terus-menerus, tak ada keheningan disana, entah dari mana saja orang-orang itu berasal, segerombolan pria berwajah seram banyak dijumpai disana, terselip juga satu dua kaum perempuan dan ibu-ibu, malam itu suasana tak henti-hentinya menghadirkan hiruk pikuk, lalu lalang keramaian orang-orang yang datang dan pergi, karena memang ada kehidupan 24 jam disana.

Puncaknya ketika menjelang pagi, terlihat panjang antrian kini telah mencapai sisi jalan raya yang alurnya sudah berkelok-kelok memenuhi halaman parkir kendaraan, desakan dan dorongan berpacu dengan harapan tinggi agar tidak kehabisan tiket, apalagi terus saja diumumkan melalui pengeras suara bahwa pagi itu tepat pukul 07:00 pagi ketika loket dibuka maka serentak pula 9 stasiun lainnya di Jakarta beserta 13 agen travel yang ditunjuk serentak melalukan penjualan secara online se-jawa, bisa di bayangkan jumlah tiket yang terbatas itu diperebutkan oleh sekian banyak orang dalam waktu yang bersamaan, itulah kenyataan yang ada bila ingin bepergian pada saat-saat tertentu seperti hari raya atau hari libur panjang, sering dijumpai tiket yang sudah ludes terjual, apalagi diberlakukannya aturan yang boleh melakukan pembelian 30 hari sebelum hari keberangkatan, dan bisa ditebak tidak sampai satu jam layar komputer online yang terpampang pun langsung menunjukkan jumlah 0 untuk tanggal-tanggal pemberangkatan H-7 s/d H-3 yang di jual pada saat itu, itu artinya tidak sampai seperempat dari jumlah para pengantri yang bisa memperoleh tiket, selebihnya… hanya bisa gigit jari…

Tiket pun kini di tangan dan mentari pagi ikut bersinar cerah pagi itu, seperti ingin turut bergembira bersamaku, pun halnya dengan sisa-sisa air hujan tadi malam yang masih belum mengering, masih setia menunggu untuk kutatap, juga nyala semangat yang diberikan seseorang yang masih tersimpan di ruang hatiku...
hatur nuhun ya...hehehe

27 Agustus 2008

memetik bintang

kamulah malamku
yang datang sehalus sutra bercorak pekat
sedingin hembusan angin kerinduan yang menyertai
lembut menyapa menaungi kesepianku

lalu taburan bintang ikut menghias di latarmu
menawarkan cahaya putih ketulusan terdalam
pandangilah pijarnya, ada keceriaan disana
dan semua kerlip itu tak hentinya bergantian berkedip
menghadirkan paduan terang selaras simfoni yang bertutur

jikapun kejora adalah bintang terjauh
namun ia bercahaya paling terang
akan kupetik satu untuk kusematkan di ruang hatimu
agar bisa menerangi jalanku yang bernyala redup

22 Agustus 2008

kita belum merdeka



Hari kemerdekaan, banyak pekik merdeka di kumandangkan
Namun hanya berupa letupan suara kecil sesaat
Hilang ditelan pesta singkat bernama perayaan
Hegemoni yang angkuh, kultur yang tak shahih

Khidmat itu seharusnya berumur panjang
Bukan hanya menyala lantang di upacara
Kebanggaan bukan diciptakan tetapi harus tertanam
Merah putih itu darah dan hati bukan warna yang mudah luntur

Aku mencintai negeriku, berkibarlah terus di dadaku patriot teladanmu
Tak akan surut walau penjajahan modern terus mengkikis
Menyerang di segala penjuru pintu ibu pertiwi
Mencoba melepas simpul-simpul tali persatuan

Apakah yang kamu rasakan anak negeri
Inikah yang kau goreskan sebagai sebuah kemerdekaan
Bagiku belum sepenuhnya bangsa ini menikmati kemerdekaan
Karena kita memang belum merdeka
Merdeka yang seutuhnya…