Pages

29 Mei 2009

lapis legit






berpikir dan berpikir sejenak
atau lebih tepatnya berpikir lebih keras lagi
mau diapakan lapisan itu..

pintunya satu tapi berlapis lapis

mungkin itulah kenapa kue lapis legit itu begitu legit
karena sekali gigit ada berlapis-lapis kenikmatan

lapis pertama dan terdepan biasanya dibuat menarik
lapis berikutnya memberikan kenikmatan yang berbeda
lapis selanjutnya mene ketehe..

ah..tapi kue lapis yang ini tak legit
karena dibubuhi gas air mata..
dan berasa peluru karet..

25 Mei 2009

festival kuliner






Uklam-uklam nang Festival kelezatan sepenuh hati, memanggil kuliner nusantara untuk berkumpul dalam dua hari pesta di satu tempat yaitu di Plaza Selatan Gelora Bung Karno Senayan atrakaJ 23-24 mei 2009, tak perlu jauh-jauh ke Surabaya untuk melahap rujak cingur sedati Ibu Nuraini atau berpedas-pedas ria dengan brongkos Ibu Suprih yang ada di Yogyakarta dan banyak lagi kuliner lainnya, semuanya ada disini, hehe..ga semua seeh, ada beberapa yang absen, setelah peta di buka dan peyut di kosongkan maka sasaran pertama mencicipi soto ceker dan ranjau pak gendut, mulanya ragu karena membayangkan ranjau pak gendut yang bertebaran itu, :) kemudian menyasar nasi goreng gila gondrong, padahal yang menggoreng rambutnya cepak mungkin si gondrong sedang gila kali ya, yo wes seng waras mangan wae :) mari ngono icip-icip bakso & bakwan malang cak uban, tak inceng saiki cak uban wes plontos mergo uban e di sulap dadi bihun, uban e pancen produktif cak :) lanjut ngolek seng seger-seger, ketemu es goyang, berharap seng ngawe mempertunjukkan goyang dombret, ngecor, ngebor, dan gergaji tapi malah duduk manis, piye to iki..

Ada banyak menu lainnya yang tak kalah selera dalam mengundang untuk dicoba, seperti : tengkleng solo ibu edi, kupat tahu gempol yang jempol bandung, empal gentong cirebon ibu lily, bakso joni ciragil, nasi uduk & ayam goreng H. Babe saman, angkringan nasi kucing fatmawati, tahu slawi dan tempe mendoan barito, gado-gado bon-bin, gabus pucung & pecak gurame bapak misan, bebek goreng yogi, ketoprak gandaria, mie aceh seulawah benhil, ayam bakar mas mono, mie bloon jalan theresia dan masih buanyak lagi...

20 Mei 2009

taman menteng






Sebidang tanah yang penuh dengan sejarah itu bernama stadion menteng, sebuah lapangan sepakbola yang kini sudah tidak ada lagi karena telah di alih fungsikan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi sebuah taman kota dan fasilitas perparkiran bagi kendaraan bermotor, terletak di jalan HOS Cokroaminoto di tengah kepungan gedung dan pemukiman elit daerah menteng yang semakin padat, keberadaan taman ini sedikit menambah jumlah ruang terbuka hijau di Jakarta yang semakin hari mulai bersaing dengan hutan-hutan beton yang tumbuh lebih subur. Sebuah bangunan yang berdesain seperti rumah kaca di bangun di tengah taman, hanya terbuat dari kaca saja yang membedakan tetapi fungsinya sama yaitu sebuah bangunan multifungsi biasa, di sudut taman berdiri juga fasilitas ruang parkir berlantai tiga yang menampung bukan saja untuk pengunjung taman melainkan untuk parkir kendaraan bagi penghuni gedung-gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitarnya. Di usianya yang menginjak tahun ketiga sejak diresmikannya tahun 2006 lalu pemandangan tak sedap mulai terlihat di beberapa sudut, ulah tangan-tangan jail berupa vandalisme tak hanya menyasar tembok-tembok gedung parkir tetapi juga beberapa tempat sampah yang ditempatkan di seputar taman, terlihat kumuh apalagi ditambah pula dengan semerbak bau pesing yang begitu menyengat padahal disediakan sebuah toilet di sana, mungkin sudut-sudut tembok itu lebih menarik untuk dijadikan tempat buang air kecil bagi mereka dengan alasan-alasan yang saya tidak ketahui, tetapi yang perlu di ketahui oleh publik bahwa taman ini dibangun dengan dana APBD sebesar 32 milyar disertai aksi penggusuran tramtib yang semena-mena memporakporandakan begitu saja beberapa bukti sejarah stadion menteng dulu ketika pembebasan tanahnya..

Bah...32 milyar tapi koq mambu pesing !!!

18 Mei 2009

kutunggu di kuburan..

Seperti jamur yang tumbuh dengan lebatnya, begitu pula halnya dengan nama-nama group band baru yang akhir-akhir ini banyak menghiasi blantika dunia musik tanah air, mereka itu para pendatang baru dan sepertinya tak sulit untuk menjadi terkenal, gampang-gampang mudah tampaknya jika musik yang mereka mainkan setidaknya bisa diterima telingga dan cukup aduhai untuk didendangkan maka terus saja akan diputar dan sering di perdengarkan di berbagai kesempatan, hingga masyarakat tiba-tiba saja sudah hafal kepala di bagian luar beberapa potongan liriknya, untuk nama band yang diberikan itu sendiri cukup membuat sedikit berdenyit juga karena sebagian ada yang mengambil dari sesuatu yang seperti tak lazim untuk ukuran sebuah nama group band, tengok saja beberapa seperti kuburan, salju, tipe-ex, asbak, kertas, kunci, garasi, tangga, kotak, merpati, orbit, bonus, G spot, superman is dead, tiket, wali, September dan masih banyak lagi, belum lagi yang mengambil ide dari corak warna seperti putih, ungu, coklat, hijau daun, dan omelette serta caramel yang seperti nama makanan, mungkin ada beberapa nama band lagi yang teman-teman ketahui, cuba dech beritahu daku..

Kutunggu di kuburan ya...hehe.. salah..
Maxsudnya sambil mendengarkan kuburan band..

C A minor D minor ke G ke C lagi
A minor Demi Moore kece ke C lagi

Nah kalau Demi Moore kece mah aku setuju banged
pan si demi mor entu emang keceh..

14 Mei 2009

selalu mengalir...

masih menyisa wangi keindahan itu..

hey,
itu bukan sisa..
itu akan ada terus
itu selalu terpancar
karena disanalah sumber mata airnya
yang akan mengalirkan keindahan sepanjang masa

bukan saja wangi yang mengharum
tetapi juga tarian itu..
melukis warna yang khas dalam susunan kata
bercerita indah di setiap lekuk maknanya

aku selalu mengaguminya
tak kan pernah surut walau pasang datang
tak kan pernah usai walau percik api menyulut
karena embun hari esok selalu menyapa pagi
saat kubuka jendela kecerahanku

walau sederas apapun hujan yang datang
kamu akan selalu menari dengan indah
menikmati rinai yang beratapkan pelangi..

12 Mei 2009

May 12

Langit di atas tanah Batavia hari ini berhias mendung, setelah hujan turun semalam dengan derasnya meninggalkan bulir beningnya pada tanah yang masih membasah, aku berada disamping pusara ayahku, berpayung hitam diantara hijau rumput dan bunga kamboja, 12 mei yang kukenang, delapan tahun berlalu sudah sejak dikebumikannya hari itu..

aku tak ingin menangis tetapi air mata terus menetes dari hati yang meleleh, dari sepenggal kisah masa terdahulu, dari peluk hangat kerinduan terhadap sang ayah, dari segala kasih sayang yang tak terbatas itu..

do’a terdalam ini untukmu ayah..

yang terbaik yang bisa kuberikan untuk memberi cahaya terang disisiNya..

07 Mei 2009

bersiaplah


Bersiaplah dalam segala hal..
bahkan untuk suatu kenyataan yang belum terjadi

dari segala perkiraan kemungkinan hal-hal terburuk yang bisa terjadi
dari segala rasa sakit yang bisa dengan tiba-tiba menelikung di ujung jalan

karena apa saja di depan sana bisa meledak di luar perkiraan
itulah gunanya persiapan itu
kita sudah mengetahui pintu keluarnya
tidak terjebak dengan pengaruh besar dari rasa terkejut

jika yang terjadi melenceng 180 derajat, terima saja
karena suka atau tidak suka, kecewa atau tidak kecewa itulah episode untuk kita
sudah ada nama kita pada alamat tujuannya
bagaimana kita mau menghindar, sama saja dengan melawan takdir

dan..

rasakanlah nikmatnya meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar
dari sekecil apapun perbuatan yang hendak kita lakukan

karena..

tidak semua orang bisa menerima
tidak semua orang ikhlas dalam berkehidupan

jadi gunakan sikap kesiapan itu untuk menghadapinya

ambil secukupnya..
stok ketenangan itu
sekarung kesabaran
dan sekeranjang cinta yang belum kamu sentuh..
untuk bekal persiapan jika kamu tak sempat menyiapkannya

04 Mei 2009

The day






May Day..

Hari itu masih hari kerja, belum masuk hari libur ketika rakyat negeri ini ingin menemui sang presiden, pemimpin bangsa ini, tetapi apa yang terjadi bukan pemandangan yang memperlihatkan kedekatan pemimpin dengan rakyatnya melainkan perlakuan-perlakuan arogan yang seolah-olah tidak mau bertemu dengan rakyatnya.

Hari itu sesama anak bangsa dengan sangat terpaksa berbenturan karena dihalangi dalam penyampaian suara yang nyata bukan hanya laporan-laporan saja, anak bangsa yang berperan sebagai aparat dipasang sebagai tameng hidup dalam rangka menjalankan tugas mengamankan kekuasaan sedangkan anak bangsa yang lain mengambil peran sebagai rakyat yang memperjuangkan hak hidup yang lebih layak dan lebih baik.

Hari itu rakyat tak sempat bercumbu dengan bogem-bogem mentah oknum berseragam maupun berpakaian preman, merasakan pentungan-pentungan kayu rotan, tendangan dari sepatu lars bersol militer juga tak tersengat oleh perihnya gas air mata dan semprotan air berkekuatan tinggi, bukan karena tidak terpancing provokasi atau penyusup yang sengaja didatangkan tetapi hari itu kedamaian masih melindungi dan menyampaikan pesan bahwa kekerasan bukanlah cara-cara yang menyelesaikan apalagi digunakan dalam membungkam aspirasi dan fakta yang benar-benar terjadi dan nyata.

Hari itu pula seluruh dunia berteriak pada satu hal terhadap penindasan kaum buruh, kaum yang sering dipandang sebelah mata, direndahkan dan dilecehkan, ada harapan besar tentunya yang harus didengar dan dituntaskan agar tidak lagi para pemimpin di negeri ini menganggap hari itu hanya sekedar sedang memperingati hari buruh sedunia secara seremonial saja.