Pages

16 Mei 2008

12 Mei


Tanggal itu menjadi sangat historikal bagiku, di tanggal itu 7 Tahun lalu almarhum papa telah kembali ke hadapan Sang Khalik, tak terasa sudah, seakan beliau masih selalu bersamaku di dunia yang fana ini.Dan di Tahun 2008 ini berbagai peristiwa begitu marak mewarnai tanggal tersebut. sebagaimana diketahui bahwa tanggal itu juga diperingati tragedi penembakan mahasiswa trisakti dan pada tanggal itu juga saya dan teman-teman dari Komunitas Suporter Indonesia kembali menyatukan tekad berunjuk rasa menuntut Reformasi di tubuh PSSI dengan hidangan utama lengsernya Nurdin Halid plus jajarannya dari kepengurusan mengelola sepakbola di negeri ini.

Ada 3 tempat yang kami sasar yaitu Istana Presiden, KON/KOI yang dulu bernama KONI dan tentunya kantor PSSI. Ini adalah kali kedua kami melakukan unjuk suara, rasa dan asa. Komunitas Suporter ini terdiri dari berbagai kelompok pendukung tim kesayangan mereka yang datang dari belahan pelosok Indonesia, hanya saja yang hadir pada saat itu berkisar sekitar pulau jawa saja, salah satunya Aremania, yang datang langsung dari bumi Malang tercinta sekitar puluhan orang, pagi itu mereka baru saja menginjakan kakinya di tanah Batavia setelah melakukan perjalanan dengan kereta berlabel ekonomi selama 20 jam lamanya, saat itu juga mereka menuju tempat pertama yaitu Istana Presiden, jangankan bertemu, mencium bau istana pun kami tak sempat karena kami langsung digiring silup alias aparat menuju tempat yang ditentukan sekitar kawasan Monas, kami ingin bertemu Bapak Presiden bukan berwisata naik delman yang kini juga sudah digusur, ternyata kami tidak sendiri di tempat itu, tercatat ada 18 elemen kelompok massa yang antri akan melakukan demo mengusung tema-tema krusial yang mendera perasaan dan kegusaran akan derita berkepanjangan yang tak kunjung selesai bergejolak menampar dengan keras di wajah manusia bernama rakyat.

Entah kenapa tanggal 12 mei pada hari itu dipilih banyak orang untuk menyuarakan sejuta asa untuk semilyar masalah, sepeninggal kami di tempat itu berturut turut datang ribuan mahasiswa dan elemen massa yang lain, bahkan para mahasiswa itu menuntaskan hajat mereka dengan menginap hingga keesokan harinya. Di gedung KON/KOI yang katanya dikatakan sebagai induknya olah raga kami menumpahkan kembali segala kegundahan dan kekhawatiran bak seorang anak yang pulang menemui induk semangnya, rupanya setali seia sekata tergambar dengan harmonis antara visi Ibu Rita Subowo dengan visi kami walau tak bertemu secara langsung dengan beliau yang sedang bertugas di luar negeri , melalui staf-stafnya kami mendapat penjelasan yang gamblang dan terarah, karena memang Komite ini pun juga sudah gerah dengan tingkah polah salah satu anggotanya yang bernama PSSI. Bertambahlah 1jurus jitu lagi untuk membrangus kezholiman dan sikap arogan PSSI.

Matahari semakin terik bersinar ketika kami sampai di kantor PSSI seakan menyapa dengan salam yang tidak bersahabat, pada demo pertama kami bertemu sang sekjen nugraha ngak besoes yang bisanya cuma memutarbalikkan fakta-fakta dan berkelit dibalik ketiak Nurdin Halid, sedang pada demo kedua ini orang-orang itu tidak menampakkan batang hidungnya seolah olah merasa hilang ditelan bumi atau sebaliknya sengaja menghindar , hanya ada seorang staff bidang prasarana yang datang menemui kami, dari sepatah dua patah kata yang terlontar terlihat jelas bahwa orang ini sangat tidak berkompeten dan terlalu melindungi sang majikan yang kini bersemayam di bui salemba, kontan saja kami menyuruhnya untuk masuk kembali dan memilih untuk tidak mendengar lagi pengulangan-pengulangan kelakar yang sudah sampai pada taraf memuakkan, alhasil kamipun diizinkan untuk menggledah satu persatu ruangan di dalam kantor itu untuk mencari siapa lagi lakon yang dipersiapkan untuk berhadapan dengan kami kalau-kalau ada yang masih bersembunyi di salah satu ruangan, ternyata memang kosong, ironisnya jam kerja saat itu belum menunjukkan waktu selesai...

Ketika matahari kembali pulang ke peraduannya terbitlah hikmah bahwa semua yang kami lakukan itu tidaklah sia-sia semua pasti ada yang lebih mencatat dengan cermat di balik sesuatu kejadian dengan segala niat baik, tulus dan ikhlasnya.

Misi suci ini belum berakhir… kami sepakat untuk terus mengejar pembuat-pembuat ketidakberesan untuk segera lenyap dari usaha-usaha mengkotori olahraga dengan perilaku-perilaku tidak terpuji dan intrik-intrik yang kurang pantas untuk dijadikan teladan.

Kesepakatan pun tercapai dengan mengusung aksi berikutnya yang lebih besar yaitu demo jilid 3 pada tanggal 21 mei memanfaatkan momentum kebangkitan nasional untuk segera bangun dari tidur panjang miskin prestasi dan keterpurukkan yang berkepanjangan.

Kami tidak akan pernah diam dan berhenti untuk terus mengupayakan olahraga sepakbola yang begitu kami cintai agar menjadi industri yang sehat, berprestasi dan membawa nama harum untuk bumi pertiwi.


Tidak ada komentar: