Wajah kali besar yang melewati Ibukota masih berwarna pekat, bau dan jauh dari kata “bersih”, tampaknya warga masih senang menjadikannya sebagai tempat sampah raksasa, tak heran pemandangan yang terlihat bukan ikan-ikan hias atau binatang air yang lucu-lucu melainkan botol-botol plastik dan sampah yang sama sekali tak lucu..
Pemulung berperahu, sebut saja demikian, menyisir sepanjang kali memunguti sampah yang masih bisa dijual atau dimanfaatkan..
Pemandangan serupa bisa dijumpai juga di negeri Italia sana dengan perahu-perahu gondolanya, tentu ada perbedaan mengenai apa yang diangkut, yaitu memuat para turis atau siapa saja yang hendak menyusuri sungai dengan sudut pandang yang jauh berbeda..
Sebenarnya ada upaya dari pemerintah kota untuk mengembalikan fungsi kali kembali pada fitrahnya, akan tetapi sampai saat ini masih berupa janji-janji syurga yang hilang ditelan angin kampanye ketika dahulu berjanji akan ini itu dan begini begono..
Masihkah kepercayaan layak diberikan untuk yang mengaku sebagai ahlinya, krisis kepercayaan dan berbagai krisis lainnya akan semakin tumbuh subur di negeri yang tidak jujur, adil dan tegas begitu seperti coretan di atas gedung kura-kura beberapa waktu lalu..
Buanglah sampah pada tempatnya, pun halnya dengan janji-janji sampah yang hanya mengotori wajah ibukota yang masih keras dan belum juga manusiawi..
5 komentar:
ternyata tanpa disadari jasa mereka juga turut membantu. yang seperti itu apa sama seperti dinas PU yang dibiayai oleh pemerintah? kasihan rasanya kalau mereka cuma mengharap bayaran dari sampah-sampah yang terkumpul.
ngeri ya lihat air sungai yang menghitam....
kasiaann sungainya,..
mas hari udah nonton D'TOURIST? ah.. ngiler deh liat suasana gondola ma sungai-sungai film tu.
andai aja bisa jd objek wisata, minimal jadi pasar terapung deh.. tapi sayang ya gada yg peduli.
sangar bro
Posting Komentar