09 Oktober 2008
Padamu Rindu
melapisi sepi, menyelimuti seluruh ingin
hanya kata-kata yang mendekapku
aku menjerit dari rindu yang menancap sekian lama
hanya bisa mencipta di samudra mimpi
di tepian awan selalu kutunggu keranjang cerita itu
agar aku bisa membacanya dengan sentuhan rasa
karena kamu menuliskannya lewat mata hati
pada ruang perasaan, kenyataan dan keindahan
rinduku padamu serupa waktu yang berputar terus
seperti yang tidak bisa berhenti...dan dihentikan
bergelora di bayangan yang melayang di tiup angin
di balik tembok tebal setebal perut bumi
membakar kokoh sunyi yang di dewakan ambigu
mengurai rindu menanti sisa mimpi...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 komentar:
entah. aku kok terharu ya bung hari..
hiks tumpah dech nich air mata ...
jatuh ke pipi :)
deuhh tau aja mas hari, cc lagi rindu berattttttt niyh.... Rindu yang serindu-rindunyaaaaaaaaaaaa
huhuhuh naksir berat ma puisi ini....
rinduku padamu serupa waktu yang berputar terus seperti yang tidak bisa berhenti...dan dihentikan bergelora di bayangan yang melayang di tiup angin dibalik tembok tebal setebal perut bumi
uGh really i miss him
bagus sekali... ada kemajuan dalam menulis ya :)
*editor mode on*
indah, seindah lembayung biru di langit dan semburat biru air di laut :)
smoga hari ini indah kak ^_^
@ winda :
iya wong nulisnya lagi terharu...
@ pilar :
hah tumpah??? seperti kuah aja :)
@ uNieQ :
wah lagi masuk di kelas berat ya :)
@ re :
sang mahaguru yang tidak ingin disebut sebagai guru, tapi biarlah yang penting kan proses belajar dan penyampaian ilmunya, nuhun ah...
@ nandien :
lihatlah luas biru air laut yang berbayang biru langit...
indahnya setenang angin yang membisu namun menyentuh lembut...
aku suka fotonya....
cipt
saya suka puisinya
puisinya bagus sekali gan
Posting Komentar