Pages

27 Desember 2009

sesekali mencoba Busway


Membelah Jakarta tepat di jantungnya, dari Kota - Harmoni - Monas -Thamrin - Sudirman - Blok M, koridor pertama jalur Busway, sebagian besar berupa track lurus karena jalur ini membentang dari utara sampai selatan yang juga menembus Jakarta Pusat.

Di saat jam-jam sibuk dimana arus lalu lintas bukan lagi padat merayap tetapi stag alias berhenti di tempat maka pilihan alternative untuk menggunakan transportasi umum bernama Busway patut di coba, terutama untuk megurangi waktu tempuh dibandingkan bila kita menggunakan kendaraan pribadi yang senantiasa bermacet-macet ria di jalan protokol biasa, lihat saja ketika jalan-jalan biasa terlihat dipenuhi oleh kendaraan maka jalur Busway kosong melompong tanpa hambatan kecuali penyesuaian di beberapa titik lampu merah.

Walau terkadang penuh sesak oleh para penumpangnya tetapi tak sampai berjejal yang dipaksakan karena ada petugas khusus yang mengatur jumlah kapasitas di dalam Busway.

Di beberapa halte pemberhentian ada dijumpai seperti almari es atau box pendingin berisi minuman ringan yang cara memperolehnya menggunakan koin yang dimasukkan ke dalam mesin otomatis yang terdapat pada box pendingin itu, kebetulan saja saat itu kerongkongan sudah agak sedikit mengering dan meminta dibasahi oleh segarnya air dingin, tetapi ada secarik kertas yang di tempel di mesin pendingin itu yang bertuliskan “maaf kupon habis” ah.. ternyata namanya saja mesin pendingin otomatis, pelaksanaannya harus pakai birokrasi beli kupon, kemudian tukar kupon dengan koin, dan mesin yang seharusnya bisa beroperasi sendiri secara otomatis tetap saja dijaga dan menggunakan tenaga manusia.

Alhasil aku hanya bisa memandang saja minuman-minuman dingin itu dari luar kacanya yang sedikit berembun karena uap yang dihasilkan oleh mesin pendingin itu..

“kacian dech loh..” mungkin begitu gumam si mesin pendingin bila tahu isi hatiku..

ah.. dasar mesin..

loh koq aku ngomong sama mesin ya..

hehe.. haus pun ternyata bisa menimbulkan efek halusinasi..

6 komentar:

Pempek Kaizen mengatakan...

pertamax.....hihihi

kapan ya, aq nyobain buswe juga?? wichh masnya ni + hebat aja dah bisa ngomong ma mesin minuman woooouuu

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

aku blum pernah nyobain busway..
eh, foto2nya mantep mas.. benar2 melaporkan dari lokasi kejadian.. :)

Hennyyarica mengatakan...

wah..henny belum pernah naik busway ^^

Elsa mengatakan...

berkali kali ke jakarta, belom sempat nyobaik busway. kayaknya enak ya, bebas macet dan gak pusing nyetir mobil. jadi menghemat tenaga. hehehe

nanti deh, kapan kapan dicobain aaah

Lina mengatakan...

naik busway murah, nggak usah bayar lagi selama masih satu arah. hehe...enak ya.
hem, itu mesin otomatis yang nggak otomatis yak. saya dulu juga pernah ngiler liat minuman seger dibalik kacanya...

hari Lazuardi mengatakan...

to Richie :
sekarang kan Busway ga cuman ada di yaharta aja koq chie, beberapa kota sudah ada, semoga kendari menyusul dech..

to Pohon :
oyi po.. laporan pandangan mata langsung dari tempat kejadian perkara, ups.. tempat sebenarnya maksyudnya :)

to Henny :
kalau blum pernah mencobanya brarti ada rasa penasaran ingin mencoba kah hen..

to Elsa :
sip.. kapan-kapan or next time, selamat mencuba ya sa..

to Lina :
iya lin.. murah meriah Cuma Rp.3500 bisa keliling kota..