Pages

01 Agustus 2008

si jengkol



Photo jengkol dari sini

Ketika aku diberitahu bahwa kakak iparku akan berlibur ke tanah air maka yang terbayang olehku adalah jengkol, kenapa? ya karena beliau adalah jengkolholic sejati, maklum saja di negeri tempatnya kini tinggal di jerman sana sayuran yang satu itu tak dapat ditemukan, sudah beberapa kali beliau selalu memesan dan memberi tugas mencarinya kepadaku, benar saja kali ini beliau memesan 5 kilo untuk dibawanya pulang.

Bagiku sendiri memakan jengkol satu atau dua potong tidak menjadi masalah apalagi jika sudah berbentuk semur, rendang atau diberi sambal balado merah yang mengundang, rasanya sih lumayan empuk empuk gimana gitu, nah.. yang menjadi masalah adalah ketika masih dalam keadaan mentah, baunya itu loh, smells not good alias menyengat dan menusuk hidung.

Perburuanpun dimulai di suatu pasar tradisional yang beceks dan banyak ojeknya itu, setelah susur sana susur sini apa yang terjadi soudara soudara, ternyata sayur bulat itu menghilang entah kemana alias menjadi barang langka, kalaupun ada itupun sudah kisut dan layu, kecil pula sizenya, he.he don’t think about it sementara yang aku cari yang besar-besar dan tidak terlalu muda. Maka pencarianpun berlanjut ke pasar tradisional yang lain, mulai menjengkolkan juga nih lama-lama, seperti firasatku yang semula, di pasar yang lainpun yang menjualnya hanya satu dua orang saja, sudah bisa ditebak karena menjadi barang langka, harganyapun dipatok Rp.15.000 /kilo jika sebelumnya hanya berkisaran Rp.8000/kilo.

Akhirnya terkumpulah 5 kilo sayur dengan bau yang menyengat itu, coba anda hirup satu keping saja baunya seperti apa, nah.. ini 5 kilo, tidak perlu dicium, dilihat saja bau itu akan berjalan sendiri mendatangi kedua lubang hidung anda, sekali lagi benar-benar menjengkolkan…

Perjalanan si jengkol pun dimulai melalui jasa paket pengiriman, ia kutempatkan pada satu box kardus yang kuberi lubang ventilasi agar sirkulasi udara bisa mengurangi kebusukannya dan tentunya berbagi bau dengan kurir pengantarnya nanti, kukirim ia ke Surabaya terlebih dahulu karena memang disanalah kakak iparku itu kini berada sebelum nantinya kembali ke Frankfurt. Alangkah beruntungnya si jengkol itu, ia bisa terbang ke Eropa sana sementara aku hanya bisa membayangkan saja, kalau begitu titipkan saja salamku buat Oliver Kahn dan Michael Ballack…

9 komentar:

Anonim mengatakan...

waaah, enak donk tuh jengkol ikut penerbngan internasional dia...pengen ah, ikut si jengkol

dee mengatakan...

ati2 kalo kebanyakan makan jengkol bs jengkolah loh atw mabok jengkol hehehe..

hari Lazuardi mengatakan...

@ winda :
iya win, begitu mendarat habislah dia langsung dimaem, nyam nyam nyam :)

@ dee :
mabok jengkol seperti apa ya... :)

Enno mengatakan...

aku speechless :))
*ketawa ngakak baca posting yang ini*

uNieQ mengatakan...

jadi ingat, waktu kuliah dulu, Fance sahabat saya cinta mati niyh ma jengkol.. cc yang emang ga suka ma makanan ini sering berantem ma dy, hanya gara2 menu makan siang... hahahahahhaha baca niyh postingan cc jadi kangen niyh ma Fance :D

hari Lazuardi mengatakan...

@ enno :
paling digeleng-gelengin ama orang2 sekitar lagi dech, secara ketawa ketiwi di depan kubikel :)

@ uNieQ :
ada juga ya yang cinta mati ama jengkol, berarti dia cinta juga ya ama baunya :)

Enno mengatakan...

hahaha... mas hari nih! enggaklah.. udah kapok disangka orang aneh ;p

hari Lazuardi mengatakan...

@ enno :
kapok tapi masih suka kambuh, ga pa pa koq asal ketawanya merdu kan enak didengar :D

astitpramadani mengatakan...

saya baru inget bahasa inggrisnya jengkol stings nut alias kacang bau. bener ga sih? gatauya, tapi lebih keren aja gitu....